Jumat, 12 Juni 2015

3 Dampak Kurang Tidur

0 komentar
dr. Dewi Ema Anindia
Menurut The National Sleep Foundation, orang dewasa sebaiknya mendapatkan tidur antara 7 hingga 9 jam dalam satu hari dan angka ini dapat berubah sesuai dengan usia.
The National Sleep Foundation menyebutkan bahwa meningkatnya angka kecelakaan juga berhubungan dengan kurangnya tidur. Pada tahun 2011, Centers for Disease Control menemukan bahwa sebanyak 70 juta orang dewasa menderita gangguan tidur termasuk insomnia, narcolepsy, sleep apnea dan restless leg syndrome.
Tidur sangat berpengaruh terhadap kelangsungan tubuh kita oleh karena itu tidur merupakan hal yang sangat penting. Nah, beberapa hal yang dapat terjadi bila kita kurang tidur adalah :

Dapat muncul depresi
Hubungan antara tidur dengan depresi cukup kompleks oleh karena kurangnya tidur dapat menyebabkan depresi. Sebaliknya juga, depresi dapat menyebabkan kurangnya tidur, namun penelitian berpendapat bahwa risiko munculnya depresi meningkat dengan kurangnya tidur.

Penambahan berat badan
Tidur berhubungan langsung dengan produksi 3 hormon yang mengontrol rasa lapar yaitu cortisol yang dapat membuat kita menjadi tembam, mempengaruhi level glukosa, bertindak sembrono dan gangguan perasaan hingga menjadi gemuk. Hormon lainnya adalah ghrelin dan leptin yang berpengaruh langsung terhadap rasa lapar.

Mengurangi imunitas tubuh

Penelitian yang dilakukan di JAMA Internal Madicine yang melakukan penelitian terhadap 300 orang yang terkenal virus flu menemukan bahwa orang yang tidur kurang dari 7,5 jam memiliki risiko untuk terkena flu.
Memang di jadwal kita yang cukup sibuk sulit untuk menentukan waktu untuk tidur bahkan terkadang sulit sekali tidur 7 -9 jam dalam sehari, oleh karena itu bila memang Anda kurang tidur jaga daya tahan tubuh Anda dengan konsumsi makanan bergizi serta olahraga.



Oleh : dr. Dewi Ema Anindia

Ketua Ombudsman Jateng : Pemda Paling Banyak Dilaporkan

0 komentar
Achmad Zaid
“Pelayanan publik yang paling banyak dilaporkan ke Ombudsman Jateng pertama adalah Pemerintah Daerah, kedua Badan Pertanahan Nasional, dan ketiga Kepolisian. “Demikian diungkapkan Ketua Ombudsman Perwakilan Jawa Tengah, Achmad Zaid, SH, dalam acara Temu Konco Ombudsman di Bali Convention Hall Metro Hotel  Semarang.bberapa waktu lalu.  Dalam acara konco-konco Ombudsman, dihadiri para wartawan media cetak maupun elektronik, perwakilan dari SKPD se Jawa Tengah dan beberapa dari unsur perguruan tinggi.

Menurut Achmad Zaid, Ombudsman sangat terbantukan dengan keberadaan media baik cetak maupun elektronik. Meskipun anggaran Ombudsman minim dan personilnya terbatas, padahal wilayahnya di 35 kabupaten/ kota, dengan keberadaan wartawan, Ombudsman sudah banyak diketahui masyarakat, minimal yang baca koran dan melihat televisi.

“ Tujuan Temu Konco Ombudsman adalah membentuk Jaringan Komunikasi Pengawas Pelayanan Publik (Jakomwasyanlik) yang insya Allah akan berkembang ke perguruan tinggi, per LSM, ke ormas, dan ke jaringan-jaringan masyarakat yang ada di kabupaten/ kota yang ada di Jawa Tengah, agar bisa lebih dikenali masyarakat.” Jelasnya.

“Kata mas Win Kompas “Tak kandakke Ombudsman lo”. Selalu bilang begitu. Sehingga banyak orang yang takut. Tapi jangan takut dengan Ombudsman. Kami sudah mendeklair sebagai konco/ mitra, bukan sebagai musuh, atau sebagai lawan. Jadikan Ombudsman sebagai konco. Ombudsman perwakilan Jawa Tengah punya tagline mengawasi untuk solusi. “Artinya, kami tidak hanya sekedar mengawasi. Bukan menakut-nakuti. Sangat rugi besar kalau Ombudsman hanya mengawasi tanpa pernah memberi solusi,” katanya. *** Anwari.

Program BPJS Membuat Pasien Melahirkan di Klinik Berkurang

0 komentar
Bidan Slamet Riyanti
Awal berdirinya, Klinik Bidan Slamet Riyanti, Am.Keb, atas inisiatif Ketua Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Ranting 3 Endang. Dengan dibantu suaminya,  Bidan Slamet Riyanti dan kawan-kawannya yang berprofesi sebagai bidan. Di antaranya ada Bidan Wahyu dan Kusratri yang pernah bekerja di dokter Adiono. Klinik bersalin buka 24 jam dan membuka prakteknya di Jl. Kenconowungu II/35 Semarang berdir  sekitar lima tahun lalu. Kelebihan yang dimiliki klinik ini memiliki tempat untuk renang bayi dan pijat bayi.

 Ia berani membuka klinik, karena sebelumnya sudah pernah sekolah pijet refleksi dan bekam di bidan Santi (seniornya dulu) di Jl. Arum Manis, Tugu, Semarang. Di sana juga ada bidan orang Lebdosari yang sudah pensiun. Santi membuka kepandaian pijet. Riyanti les di sana setiap minggu selama satu tahun.

 Maka, dengan bekal kepandaian praktek bidan dan pijet, Riyanti membuka pijet dan renang bayi untuk tumbuh kembang anak. Usaha ini menurutnya tidak melanggar wewenang bidan. “Klinik ini melayani pemeriksaan ibu hamil, perawatan ibu yang habis melahirkan, KB, imunisasi, cukur, pijet, dan renang bayi.” jelasnya.

Risiko tinggi

Menurutnya, bila menghadapi pasien berisiko tinggi, lulusan Sekolah Bidan Pantiwilasa tahun 1984 menjalin kerjasama dengan dokter-dokter kebidanan di rumah sakit, misalnya dengan dr. Irzam di Rumah Sakit Tentara (RST) Bhakti Wira Tamtama dan dr. Yuli di RS William Booth. “Kalau ada masalah langsung dibawa ke rumah sakit untuk mencegah kematian ibu dan anak.” Tambahnya.

 Menurut bidan yang pernah bekerja di RS Telogorejo Semarang (1987-1994) ini, pasien usia 40 tahun yang ingin melahirkan di kliniknya dikonsultasikan ke dokter opsin dulu. Nanti dilihat kandungannya bagaimana, masih memungkinkan nggak.

“Ibu-ibu sekarang umur 40 tahun kebanyakan masih sehat reproduksi kandungannya, makanannya, dan pola hidupnya. Jauh berbeda dengan nenek-nenek kita dulu pada waktu usia 40 tahun. Tahun yang lalu embah-embah kita usia 40 tahun sudah tua. Ibu-ibu sekarang umur 40 tahun masih cantik-cantik. Kalau dapat pasien seusia itu kita konsultasi ke dokter. Kita beri penyuluhan supaya mau pergi ke dokter. Kalaupun dia hamil dengan pemeriksaan dokter. Kalau mau periksa di sini ya setelah dokter mengizinkan”, katanya.

 “Kalau sudah konsultasi ke dokter rumah sakit, ingin tetap periksa atau kontrol di sini satu dua kali monggo. Tapi kan tindakan pertama dan terakhir itu harus ditangani dokter,” lanjutnya. Di kliniknya syaratnya memang mudah.  Hanya menggunakan foto copy KTP, KK, dan surat nikah, pasien sudah bisa melahirkan di klinik bidan dengan dibantu pemerintah Rp. 500.000.

 Namun dengan adanya program BPJS dari pemerintah,  jumlah  pasienya berkurang. Mereka lebih banyak yang memilih melahirkan di rumah sakit. “Dengan adanya BPJS ibu-ibu lebih manteb melahirkan di rumah sakit dari pada ke bidan. Apalagi kalau nanti ada masalah rujukannya juga ke rumah sakit”, jelasnya.

 Pengalamannya yang paling menarik saat malam-malam menangani pasien yang mengalani gangguan pernapasan. Pada saat datang di klinik denyut jantungnya bagus. Sekitar sepuluh menit kemudian tiba-tiba denyut jantungnya tidak kedengar. Cepat-cepat diberi O2 langsung dilarikan ke RS Kariadi. Akhirnya pasien melahirkan di sana. Padahal ibu tadi melahirkan anaknya yang ke lima. Logikanya, kalau sudah anak kelima mestinya gampang, tinggal lahir. Tapi ternyata ada masalah denyut jantung. *** Anwari.

Box :

Daftar Bidan Praktek di Semarang

1.        Slamet Riyanti, Jl. Kenconowungu II/35 Semarang.

2.        Isti Nugroho, Jl. Kesatrian II K-59 RT 006/07, Jatingaleh, Gajah Mungkur, Semarang- 50234, telp. (024) 8446622.

3.        Indriani, Jl. Sapta Prasetya 29 RT 004/03, Pedurungan Kidul, Pedurungan, Semarang-50192, telp. (024) 6700678.

4.        Sholichah, Jl. Dorang 43 RT 004/08, Dadapsari, Semarang Utara, Semarang-50173, telp. (024) 3542316.

5.        Murwani, Jl. Bangau Raya 17 Perum Rumpun Diponegoro RT 003/04, Mangunharjo, Tugu, Semarang-50154, telp. (024) 6712239.

6.        Istirochah, Jl. Puri Anjasmoro Bl B-10/9, Tawangaglikkidul, Kec. Semarang Barat, Semarang-50144, telp. (024) 7602946.

7.        Nanik S, Jl. Gaharu Utara Dalam 72 RT 002/13, Semarang, telp. (024) 7477697.

8.        Suwarni, Jl. Kb. Jeruk 37 RT 02/03 Semarang, telp. 024 6772807.

9.        Darmastuti, Jl. Raya Sumberejo Km 18 RT 002/05 Semarang, telp. (024) 8665308.

Produk Kami

Produk Kami